Laman

Sabtu, 12 Mei 2018

Pada Sore yang Menyisakan Terik

Ceritamu bukan lagi untuk siapa-siapa
karena siapa-siapamu membeku bersama waktu yang selalu menderamu dalam kesendirian
seperti sore yang menyisakan terik
juga meninggalkan bayang yang sebentar lagi tenggelam bersama matahari dan mata hatimu
serupa itulah siapa-siapamu
tidak terjejak

Mengapa engkau tak menjamah bayang itu dan mengekalkannya dalam perasaan-perasaan jujurmu?

Mengapa engkau masih tersudut pada keangkuhan dirimu, padahal waktumu terus berputar?

Janganlah engkau sedemikian bisu,

karena ceritamu hanya lindap dalam puisi-puisi hati yang patah
dan tak akan pernah tiba dengan selamat di  beranda hatinya
serupa sore yang menyisakan terik

     hanya segaris bayang

     cuma siluet

     dan,

     itu

    sendiri

    sunyi

# mawar merah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar