Laman

Selasa, 28 Maret 2017

Senin, 27 Maret 2017

Pada Malam Penuh Ogoh-Ogoh

Seungguhnya tidak bisa kunikmati wujud para Bhuta Kala seperti yang digambarkan dalam setiap ogoh-ogoh yang dibuat. Sehingga aku jarang menonton pawai ogoh-ogoh menyambut Nyepi.

Mungkin karena aku tidak suka kekasaran rupa maupun hati. Atau, mungkin,-  lebih parah lagi-, aku seorang 'penakut'. Melihat rupa Bhuta Kala dalam patung buatan manusia saja aku tampaknya tidak berani memandangnya lama-lama, apalagi membayangkan wujud sebenarnya...

Tapi aku pahami, bahwa di dunia ini, hidup berdampingan dunia nyata dan dunia tidak nyata. Sekala dan Niskala. Ada yang kelihatan dan ada yang tidak kelihatan. Maka kita saling menghormati, begitu pesan Bapakku, puluhan tahun silam.

Kusadari, aku lebih nyaman memandang wajah yang memancarkan kebaikan, sekalipun itu ciptaan manusia  dalam rupa karya seni.  Apalagi, memandang wajah yang memancarkan kebaikan ciptaan Tuhan Maha Pencipta.

Selamat Menyambut Nyepi Saka 1935, buat semua saudaraku yang merayakan.Sekalipun berbeda, kuhormati tradisi luhur  ini.


Malam Pengerupukan, 27 Maret 2017

Minggu, 26 Maret 2017

Hujan Sedari Pagi

Selarut ini, hujan tidak pernah hentikan diri mengunjungi ibu bumi.
Kusyukuri sebagai berkat
Kumaknai sebagai kesetiaan alam menuju keseimbangan universal.

Adakah kita juga setia pada keseimbangan?

Apakah aku setia pada keseimbangan?
Sedang menuju ke arah tersebut..

Terima kasih;  hujan sedari pagi, telah menginspirasiku.

Menjelang NYEPI SAKA 1939



Selasa, 21 Maret 2017

Awal hari yang baru



Terima kasih Tuhanku, Lord Jesus...
Engkau telah jaga tidurku dalam sunyi sendiriku, walaupun kuingin terlelap...

Sepagi ini aku ingin menuliskan perjalanan imajiku yang Engkau kawal aku dalam spiritual manusiawiku yang tidak pernah terpecahkan misterinya;  adalah mimpi.

Jika mimpi dapat mengembalikan kekasih jiwaku yang telah pergi ke rumah abadinya, bolehkah aku berada dalam mimpi tersebut untuk selamanya?

Apabila mimpi, menautkan rasa bungahku untuk dapat memeluk dan dipeluk kehangatan cinta kekasih jiwaku yang telah pergi ke rumah abadinya,  pantaskah aku tak ingin pergi dari mimpiku?

Seandainya mimpi, membiarkan aku berbincang banyak hal dengan kekasih jiwaku tentang; laraku, bahagiaku, sakitku ditinggal olehnya, ijinkanlah aku bermimpi tentangnya kapan saja, bilamana saja, dimana saja.
Ijinkanlah....

Sungguh, tiada mudah tanpamu...
Sekalipun atas nama mimpi, tempat imajiner yang tak pernah kutahu alamatnya.

Doaku senantiasa untukmu, damai dalam keabadiaan.



💑 rindu yang sangat,pada Hen 👫
05.27 wita


Selasa, 07 Maret 2017

Saat teduh

Tidak banyak yang tahu bahwa perasaan tidaklah dapat disembunyikan tanpa ruang yang memang disediakan untuk disembunyikan.
Perasaan  selalu bicara diam-diam, lamat-lamat dan lembut.

Nuansa malam lah yang memberi ruang untuk membuka perasaan.
sedalam-dalamnya
sejauh-jauhnya
sesembunyi-sembunyinya
semau-maunya

Selamat malam,cintaku...

(hen)

Jumat, 03 Maret 2017

Via Dolorosa

Seperti angin sepoi yang datang diam-diam tanpa kata, hanya rasa dan kisah.
Seperti itu pulalah, saat kurasakan hadirMU pada jejak purba yang terus, selalu , dan  senantiasa menelisik, menyisir setiap perhentian pertama, kedua, ketiga, hingga keempat belas.

Atas nama siapakah, apakah atau bagaimanakah jika semua yang berkelindan menghunjam perasaan di atas perasaan?

Pada kuasa manakah harus kubalaskan untuk kuat menopang tubuhMu yang jatuh dari tiang penyaliban, seperti Bunda lakukan?

Dengan apakah harus kuhapuskan derita di wajahMu, karena telah koyak  kain  yang selama ini membungkus kefanaan diri?

Janji apakah yang layak dan pantas kuikatkan pada hatiMu yang begitu baik, ketika Kau ijinkan bundaMu, juga menjadi bundaku, kini dan sepanjang segala masa...

Mampuku kini hanya bersimpuh di nadiMu,
seraya memohon dalam-dalam;
bila aku lemah
jatuh tercampak di tanah
tolonglah tegakkan aku lagi.

Uda - Love Jesus Christ
Jumat Pertama, at Chatedral
Via Dolora