Laman

Jumat, 05 Mei 2017

Jika

Sore yang masih menyisakan terik. Aku sudah bersiap di atas sepeda motor kesayanganku, untuk pulang ke rumah, melepaskan penat kerja seharian, saat handphoneku berdering.

" Jika, dalam waktu lima belas hari aku tak mengabarimu, berarti aku sudah pergi jauh
Tidak perlu kamu menungguku apalagi mencariku.
Kebaikan dan cintamu sebagai teman akan kukenang,
dan aku
kalau aku boleh memilih,
aku akan rekarnasi lagi menjadi sahabatmu,"

Cinta berbicara terbata-bata di telepon genggamnya jauuuh dari kotaku,
Bahkan jauuuh dari pulau tempatku tinggal.

"Kamu kenapa?"
"Baik-baik,saja kan,Cinta?" aku berondong dia dengan penasaranku.

Bukannya jawaban yang kuterima, tetapi sesenggukan tangis yang mengilukan hati.

" Maafkan,aku, tak pernah sanggup sampaikan hal ini kepadamu,Han.."
" Cin...,ka..kamu kenapa?"
" Aku terkena leukimia,Hani"
 Tercekat aku.
"Kamu pasti becanda. Kamu pastii boongin aku,kan,Cin?" konyol sekali aku bertanya

Tuuuuut..bunyi HP ditutup mengakhiri  percakapan di sore yang masih menyisakan terik. Tadi, aku baru saja sampai di parkiran, hendak bersiap pulang. Masih tak percaya, Dan, aku sungguh tak percaya pada kabar yang kuterima. Kuambil botol minum air mineralku, seteguk saja cukup untuk menenangkan deritaku. Kutelepon balik Cinta.

Sekali kutelpon, dia membiarkankan teleponku berteriak-teriak memanggil namanya. Tuut..tuuuut...tuuut...tuuut...tuuut...tuuut..tuuut..mati

Tidak putus asa, kupanggil lagi Cinta lewat lengkingan teleponku.
Idem. Cinta tidak menjawab.

Akh!

Kupanggil lagi, tuuut...tuuut..tuut.
Dan, kali ini, desahan nafas berat yang kudengar

"Hani,," lirih suaranya.  Aku lebih melekatkan lagi handphone ku ke telinga, aku ingin mendengar suaranya lebih dekat,lebiih dekat  dan lebiiiiih dekat lagi.

"Bicaralah,Cinta, aku mendengarkanmu." berusaha tenang meskipun hatiku gemetar

"Dokterku sudah memvonisku, mungkin aku bertahan dalam lima belas hari saja."
" Aku dirawat di rumah sakit,Hani. Diminta menghubungi saudaraku" suaranya pelan dan aku telah menahan tangisanku supaya tidak pecah dan terdengar olehnya.

"Sipapun tidak kuberitau,selain dirimu." suranya sangat lemah. Dan telepon terputus.

Aku menangisi percakapan di teepon sore itu. Sore yang menyisakan terik,bahkan menyisakan kerontang di hatiku.

Selama lima belas hari tersebut, aku selalu berusaha meneleponnya, tapi HP miliknya tak pernah bisa kuhubungi lagi. Sedari waktu itu, hingga kini aku berada di tanggal yang sama, Lima Mei setahun lalu...

Cinta adalah sahabat baikku. Seseorang yang menyayangiku layaknya saudara, sekaligus seseorang yang sangat keras memilih sikap hidup.

" Dari pada aku selalu dalam pertengkaran dengan pasanganku, lebih baik aku yang pergi menjauh darinya. Biarlah dia bahagia dengan pengkhianatan cintanya atas cintaku." katanya menjawabi keherananku, saat dia memilih tinggalkan suaminya yang selingkuh dengan perempuan lain. Saat itu pertengahan tahun dua ribu empat belas. Dia merantau ke ujung Pulau Timor,. Dia menemukan dirinya di sana, dengan kegiatannya bersama penduduk lokal. lebih banyak kulihat dengan anak-anak, mungkin karena perkawinannya belum dikaruniai anak. Pernah dia kabarin aku beserta foto-foto kegiatannya. Tapi, dia tidak pernah mau menyebutkan dia di desa apa tinggal, atau di kota mana. Hanya katakan, aku di ujung Pulau Timor yang eksotik.

Saat aku memohon dikenalkan dengan teman-temannya di sana, dia tidak pernah berkenan.
"Bukan urusanmu." jawabnya ketus, tetap lewat telepon saja.
"Lho..wajar dong, aku tahu siapa temanmu di sana, atau teman yang menjadikan kau saudara, karena kau sendirian di sana." debatku pada dia

"Urusanmu hanya denganku. Tidak ada urusan dengan mereka, Ngerti?"  Dia tutup telponnya, dengan marah pastinya.

 Sejak saat itu, aku menghargai privacy- nya. Pikirku, lama-lama pasti dia akan cerita keberadaannya.
Tapi ternyata pikiranku selamanya salah. Tidak sekalipun dia pernah menceritakan keberadaannya,hingga saat terakhir dia telepon aku, saat aku di parkiran itu.

Cinta,perempuan tangguh, anggun dan pintar, sudah memilih jalannya.

Aku tidak tahu kabarmu sampai hari ini....

5517
2110





Kamis, 04 Mei 2017

kepada cinta yang berjarak

kalau boleh aku memilih cinta,
maka akan kupilih cinta yang menyisakan rindu
karena rindu mencahayakan jiwa
karena rindu membuncahkan rasa

kalau boleh aku memilih cinta,
maka aku akan memilih cinta yang meyisakan riuh
karena riuh tak menjajjikan sunyi

kalau boleh memilih...