karena waktu tak pernah menjanjikan apa-apa
hanya menemani peziarahan
dari satu perhentian
ke perhentian berikutnya...
Dienda, perempuan yang lekat pada kesendirian, menatap Emha dengan wajah tersenyum. Baginya, Emha adalah kebaikan yang Dia kirim , entah karena alasan apa...
Dienda tak pernah mau tahu dan tak ingin tahu.
Baginya, Emha seperti matahari yang memberinya kehangatan kala gigil mendera ringkih hidupnya. Matahari yang selalu menghangatkan lahir dan batinnya, meskipun teramat jauh adanya. Matahari yang memberinya cinta dan kasih sayang. Dienda tahu, apa yang kini digenggamannya seperti bayangan, ada tapi tak dapat dimiliki seutuhnya.
"Aku tak pernah tahu, apa alasanku menjalani semua ini denganmu, Kecuali rasa ingin menyayangi dan disayangi." Dienda menyandarkan kepalanya pada bahu lelaki yang kini menemani perjalanan hatinya.
"Tak perlu alasan untuk kita, karena aku memang menyayangimu. Itu saja." Emha mencium sayang kekasihnya.
Aku merasakan ketulusan, tapi jauh di kedalaman rasa, ada sepotong hati yang telah kulukai, namun aku merasa tak mampu menepikan perasaan ini.
"Salahkah aku, menyayangimu?" tanyaku kosong
Emha membalikkan badannya, memeluk Dienda, perempuan yang lekat dengan kesendirian. Ciuman di kening mendamaikan perasaan Dienda.
"Bahagiakanlah dirimu denganku, seperti aku bahagia denganmu," Emha menatapku lekat.
"Aku tak bisa jauh darimu," kataku memeluk erat dirinya. Sungguh, aku menemukan damai.
"Kita hanya sejauh bayangan,sayang. Aku ada di setiap perjalananmu." Emha mengusap lembut wajahku. Aku tengadah menatapnya.
Dienda menyadari setiap langkah yang kini Ia jalani seperti peziarahan batin yang sunyi, tanpa tahu hendak tiba di mana dan kapan.
Dienda tahu perjalanan hatinya mungkin akan terhenti ketika Emha menyadari, bahwa ada cinta yang lebih utama yang harus diperjuangkan, Ada cinta pertamanya yang menjadikan ibu bagi anak-anaknya.
Dan kesadaran itu, semakin menyudutkan perasaan Dienda.
Mereka saling menyayangi, tapi waktu tak pernah menjanjikan apa-apa.
Waktu menemani Dienda untuk mengekalkan perasaan sayangnya, mentahtahkannya tapi sungguh tak ingin kehilangan.
Waktu menemani perjalanan angan-angan Dienda, untuk tetap berada dalam cinta Emha, tak ingin berhenti oleh apapun.
#mengakhiri Oktober
#flying without wings
Rabu, 31 Oktober 2018
Jumat, 31 Agustus 2018
Sementara Hari Semakin Malam
Clareta namanya.
Perempuan berambut ombak, bermata gelombang. Kulitnya coklat terpanggang matahari, setiap pagi, setiap siang, setiap sore. Dibiarkannya seluruh tubuhnya bercumbu dengan panas pasir, minyak bararoma menyengat dan topi pandan sisa suvenir turis dari Aussie, yang sempat dipuaskannya dengan pijatan lembut, seminggu lalu.
Pantai ini terlalu menjanjikan khayalan untuk terbang ke Aussie mengubah kemiskinan yang melilit lahir dan batinnya sejak kanak-kanak.
"Ibu, aku kan sudah lulus SMA. Sudah enam bulan menemani pekerjaan Ibu memijit para tamu." katanya tadi pagi sebelum memulai pekerjaannya di antara pasir dan buih ombak. Dibaringkannya dirinya di pangkuan ibunya.
" Aku ingin kerja kantoran . Aku lelah,Bu." keluhnya hampir tak terdengar.
"Jangan lelah pada hidup,Nak. Karena hidup tak penah lelah menghidupi kita," perempuan yang menua bersama angin dan pasir pantai itu mengelus-elus rambut dan pipi anak semata wayangnya dengan penuh cinta. Dirasakannya perasaan anaknya sampai jauh ke lubuk hatinya.
"Kalau saja Bapak tidak membiarkan dirinya direbut perempuan lain itu, tentu kita tidak bekerja seperti ini, kan, Bu?" Clareta menangis, tapi masih mengandaikan keluarga bahagianya, padahal jarak dan waktu telah menjauhkan Bapaknya dari rumah sederhana mereka.
Lelaki yang disebutnya Bapak oleh Clareta, hanya lelaki egois yang meninggalkan Clareta pada usia kanak-kanak, saat dirinya kelas 3 SD. Meninggalkan trauma mendalam karena Claretta menyaksikan pertengkaran hebat kedua orang tuanya yang berujung perceraian.
Hati Claretta patah, sampai hari ini.
"Sudahlah, Etta, biar saja Bapakmu membawa perih luka kita. Mungkin dengan itu, dia masih tetap mengingat kita berdua."
Suwitri, perempuan yang disebutnya ibu, sudah mematikan semua indra pengharapannya. Claretta bangkit dari pangkuan ibunya. Dipeluknya perempuan kesayangannya.
"Ibu, ajari aku menjadi kuat, sepertimu." terisak-isak sepagi ini, seperti membasuh semua lelah yang baru dirasanya selama enam bulan, tak sebanding dengan lelah yang dirasakan ibunya membesarkan dirinya. Bertahun-tahun. Ibunya tersenyum.
"Pasti. Kamu pasti bisa. Kamu akan menjadi perempuan yang lebih kuat dari aku, karena kamu terbuat dari seluruh doa dan cintaku." Ibu tersenyum dan mencium kening Clareta dengan sepenuh-penuhnya.
Sesudah itu, mereka berpisah menuju tempat kerja masing-masing. Berusaha mencari wisatawan yang mau memakai jasa mereka. Entah memintal rambut atau memijat-mijat tubuh mereka.
Tapi sayang, hidup tak pernah mengabarkan kematian.
Percakapan di pagi itu, sebatas kenangan.
Suwitri, perempuan pujaannya telah dipanggil Tuhan. Sore itu mereka berdua tiba di rumah hampir bersamaan. Suwitri mengeluh kecil tentang sakit yang dirasa di bagian tengkuknya. Ia minta dibuatkan teh hangat selesai mandi. Tetapi, teh hangat itu tak akan pernah direguknya lagi. Suwitri pergi dijemput takdirnya pada sore yang berhujan, di balai-balai kecil ruang tamu mereka.
Seluruh kerabat dan teman-teman pantainya berdatangan menemani Clareta. Doa-doa telah didaraskan, melambung tinggi mengantarkan perempuan kesayangan Clareta menuju surga abadi.
Hati Clareta patah. Untuk kali kedua.
Satu-satunya harta berharga yang membuat dia merasa menjadi orang terkaya di dunia telah diambil Sang Pemilik Kehidupan.
Clareta menyimpan gelisah di bening mata penuh gelombang kehidupan.
Perempuan berambut ombak, bermata gelombang membiarkan dirinya diayun takdir,
serupa hari yang semakin malam, lalu dini hari, dan menuju fajar di esok pagi.
Senja di Pantai Legian, keping terakhir bulan Agustus.
Kamis, 23 Agustus 2018
Arti Hadirmu
seperti bulan yang selalu bersama bintang
berjanji bertemu saat senja menemui malam
bercumbu di ketinggian
bercengkerama atas kebaikan matahari menemani ibu bumi
walaupun kadang saling berjauhan
tapi semesta merestui
dan kita,
dan kamu
dan aku
mengejar bayangan yang tak mungkin kita tangkap
seharusnya engkau di depanku
berjalan perlahan dan pasti
dan aku tak perlu susah menangkap bayangmu
karena telah kutangkap hatimu
jiwa ragamu
hingga hari kesudahanmu.
teringat Cahyadi di surga abadi
berjanji bertemu saat senja menemui malam
bercumbu di ketinggian
bercengkerama atas kebaikan matahari menemani ibu bumi
walaupun kadang saling berjauhan
tapi semesta merestui
dan kita,
dan kamu
dan aku
mengejar bayangan yang tak mungkin kita tangkap
seharusnya engkau di depanku
berjalan perlahan dan pasti
dan aku tak perlu susah menangkap bayangmu
karena telah kutangkap hatimu
jiwa ragamu
hingga hari kesudahanmu.
teringat Cahyadi di surga abadi
Minggu, 01 Juli 2018
Terikat bayangan
tak mudah melupakan untuk kedua kali
sapa pagi, suara dan perhatian
membiru dalam ridu
mungkin aku salah waktu
tapi aku tak salah menyayangi
aku bisa merasa
kamu
tak bisa lepaskanku
dari hati dan rasamu
meski kita berjauhan
karena rasa seperti gelombang
dia mencari
dicari
menemukan
ditemukan
aku masih setia
Satu Juli
23.20
aku bisa merasa
kamu
tak bisa lepaskanku
dari hati dan rasamu
meski kita berjauhan
karena rasa seperti gelombang
dia mencari
dicari
menemukan
ditemukan
aku masih setia
Satu Juli
23.20
Senin, 18 Juni 2018
Engkau ada di mana?
Ketika angin kencang menerpa rumah hatiku,
engkau ada di mana?
selalu aku bertanya
bahkan wangi mawar semakin sayup
padahal
rinduku masih tertuju padamu
janganlah pergi...
#90 hari pertemuan
engkau ada di mana?
selalu aku bertanya
bahkan wangi mawar semakin sayup
padahal
rinduku masih tertuju padamu
janganlah pergi...
#90 hari pertemuan
Sabtu, 26 Mei 2018
semoga
tak pernah mampu mengusir wajah yang melekati bayanganku
selalu besertaku
seirama oksigen yang masuk dan keluar dari urat nadiku
adakah kau rasa?
#jauuuuuh sekali dia sekarang
selalu besertaku
seirama oksigen yang masuk dan keluar dari urat nadiku
adakah kau rasa?
#jauuuuuh sekali dia sekarang
Jumat, 18 Mei 2018
Enam Puluh Hari
kurawati perasaan (kita) pada puisi-puisiku
kuabaikan perbedaan
lantaran rasa tak pernah mengingkari rasa
enam puluh hari berlalu
dalam simpanan kenangan lalu
pada rindu yang tercekat dan tersendat
tapi sungguh meng-indahkan hati
menyamankan rasa
mewarnai hidup
kurawat bersama waktu
entah benar,
entah salah
menyayangimu dari jauh
bagiku, hadiah dari pemberi hidupku
biarlah Hyang Semesta
menjagaku
menjaga kisah ( kita) ini
#puisi pertemuan
#180318
kuabaikan perbedaan
lantaran rasa tak pernah mengingkari rasa
enam puluh hari berlalu
dalam simpanan kenangan lalu
pada rindu yang tercekat dan tersendat
tapi sungguh meng-indahkan hati
menyamankan rasa
mewarnai hidup
kurawat bersama waktu
entah benar,
entah salah
menyayangimu dari jauh
bagiku, hadiah dari pemberi hidupku
biarlah Hyang Semesta
menjagaku
menjaga kisah ( kita) ini
#puisi pertemuan
#180318
Sabtu, 12 Mei 2018
Pada Sore yang Menyisakan Terik
Ceritamu bukan lagi untuk siapa-siapa
karena siapa-siapamu membeku bersama waktu yang selalu menderamu dalam kesendirian
seperti sore yang menyisakan terik
juga meninggalkan bayang yang sebentar lagi tenggelam bersama matahari dan mata hatimu
serupa itulah siapa-siapamu
tidak terjejak
Mengapa engkau tak menjamah bayang itu dan mengekalkannya dalam perasaan-perasaan jujurmu?
Mengapa engkau masih tersudut pada keangkuhan dirimu, padahal waktumu terus berputar?
Janganlah engkau sedemikian bisu,
karena ceritamu hanya lindap dalam puisi-puisi hati yang patah
dan tak akan pernah tiba dengan selamat di beranda hatinya
serupa sore yang menyisakan terik
hanya segaris bayang
cuma siluet
dan,
itu
sendiri
sunyi
# mawar merah
karena siapa-siapamu membeku bersama waktu yang selalu menderamu dalam kesendirian
seperti sore yang menyisakan terik
juga meninggalkan bayang yang sebentar lagi tenggelam bersama matahari dan mata hatimu
serupa itulah siapa-siapamu
tidak terjejak
Mengapa engkau tak menjamah bayang itu dan mengekalkannya dalam perasaan-perasaan jujurmu?
Mengapa engkau masih tersudut pada keangkuhan dirimu, padahal waktumu terus berputar?
Janganlah engkau sedemikian bisu,
karena ceritamu hanya lindap dalam puisi-puisi hati yang patah
dan tak akan pernah tiba dengan selamat di beranda hatinya
serupa sore yang menyisakan terik
hanya segaris bayang
cuma siluet
dan,
itu
sendiri
sunyi
# mawar merah
Selasa, 08 Mei 2018
Apa yang kucari?
Aku menemukanmu, seperti tanah merasakan turunnya hujan, bahagia karena memberi kehidupan.
Aku menemukanmu ketika hatiku kosong.
Waktu seperti berpihak padaku. Seperti berpihak padaku.
Tapi ternyata tidak.
Perlahan menjauh dariku, terasa menggigilkan rindu.
haruskah aku pergi dan menjauh juga?
Apakah aku bisa?
Apakah aku bisa?
Apakah aku bisa?
Bisa kah aku?
Apa yang kucari dari mu?
Jauh tapi mengapa aku merasa dekat?
Akh...
#mawar merah
Aku menemukanmu ketika hatiku kosong.
Waktu seperti berpihak padaku. Seperti berpihak padaku.
Tapi ternyata tidak.
Perlahan menjauh dariku, terasa menggigilkan rindu.
haruskah aku pergi dan menjauh juga?
Apakah aku bisa?
Apakah aku bisa?
Apakah aku bisa?
Bisa kah aku?
Apa yang kucari dari mu?
Jauh tapi mengapa aku merasa dekat?
Akh...
#mawar merah
Minggu, 06 Mei 2018
Pada Cahaya
dan
berjalan pelan di selasar hatimu
seperti kepompong
yang setia mengulum sunyi
memintal sayap kehidupan
suatu saat
terbang menuju langitmu
menemukan cahaya hangat
yang telah kau siapkan
untuk kisah kita
supaya tidak menggigil dalam diam
berharap
akan indah pada waktunya
#dilema
berjalan pelan di selasar hatimu
seperti kepompong
yang setia mengulum sunyi
memintal sayap kehidupan
suatu saat
terbang menuju langitmu
menemukan cahaya hangat
yang telah kau siapkan
untuk kisah kita
supaya tidak menggigil dalam diam
berharap
akan indah pada waktunya
#dilema
Sabtu, 28 April 2018
Seribu Kota
seribu kota sudah kulewati, seribu hati kutanya
tapi semua tak mengerti kemana engkau pergi
engkau pergi bertahun kucari, sampai kini belum bisa bertemu
sudah kucoba melupakan namamu dari hatiku
sesungguhnya/sejujurnya aku tak berbohong, aku masih mencintaimu
andaikan kau sudah bahagia, aku rela
hanya satu pintaku, aku ingin bertemu
walau hanya sekejap mata, untuk obat rindu dalam dada
#lagu sewu kuto
#terjemahan bebas
#yu mong siji dadi penyuwunku, aku pengin ketemu
#senajan sak kadeping moto, kanggo tombo kangen jroning dodo
#sediiih...
💘broken hearth with arrow...
tapi semua tak mengerti kemana engkau pergi
engkau pergi bertahun kucari, sampai kini belum bisa bertemu
sudah kucoba melupakan namamu dari hatiku
sesungguhnya/sejujurnya aku tak berbohong, aku masih mencintaimu
andaikan kau sudah bahagia, aku rela
hanya satu pintaku, aku ingin bertemu
walau hanya sekejap mata, untuk obat rindu dalam dada
#lagu sewu kuto
#terjemahan bebas
#yu mong siji dadi penyuwunku, aku pengin ketemu
#senajan sak kadeping moto, kanggo tombo kangen jroning dodo
#sediiih...
💘broken hearth with arrow...
Seribu Kota
Seribu kota sudah kulewati, seribu hati kutanyai, tapi semua tak mengerti kemana engkau pergi
bertahun kucari, sampai kini belum bisa bertemu
engkau pergi, bertahun kucari sampai kini belum ketemu
sudah kucoba melupakan namamu dari hatiku
sesungguhnya aku tak berdusta, aku masih mencintaimu
andaikan kau sudah bahagia, aku rela
hanya satu pintaku, aku ingin bertemu
walau hanya sekejap mata
untuk obat rindu dalam dada...
#sewu koto
#terjemahan bebas
#yo mung siji dadi penyuwunku, aku pengin ketemu
#senajan sak kadeping moto,kanggo tombo kangen jroning dodo
#sediiih
💔
bertahun kucari, sampai kini belum bisa bertemu
engkau pergi, bertahun kucari sampai kini belum ketemu
sudah kucoba melupakan namamu dari hatiku
sesungguhnya aku tak berdusta, aku masih mencintaimu
andaikan kau sudah bahagia, aku rela
hanya satu pintaku, aku ingin bertemu
walau hanya sekejap mata
untuk obat rindu dalam dada...
#sewu koto
#terjemahan bebas
#yo mung siji dadi penyuwunku, aku pengin ketemu
#senajan sak kadeping moto,kanggo tombo kangen jroning dodo
#sediiih
💔
Bulan Bulat Bundar
menitipkan kisah
pada bulan bulat penuh
bersama angin kering di akhir April
mungkin itu lebih baik
karena aku tahu
seperti pungguk merindukan bulan
tak mungkin kumiliki
tak mungkin
#pada seikat mawar merah
pada bulan bulat penuh
bersama angin kering di akhir April
mungkin itu lebih baik
karena aku tahu
seperti pungguk merindukan bulan
tak mungkin kumiliki
tak mungkin
#pada seikat mawar merah
Sabtu, 21 April 2018
Jika Memilihmu
Pernah kau katakan
tak baik menyembunyikan rasa
karena menyakiti matahari,bulan dan bintang
dalam hidupmu
Tapi,
jika aku memilihmu
akankah kau ciptakan pelangi
sesudah hujan dan badai
hidupku?
#seikatmawar
tak baik menyembunyikan rasa
karena menyakiti matahari,bulan dan bintang
dalam hidupmu
Tapi,
jika aku memilihmu
akankah kau ciptakan pelangi
sesudah hujan dan badai
hidupku?
#seikatmawar
Jumat, 20 April 2018
Mengapa Aku?
Mengapa aku membiarkan diri berada pada harapan yang semu?
Mengapa aku membiarkan memelihara perasaan-perasaan yang tak berbalas ini?
Mengapa aku membiarkan ?
Mungkin karena terlalu sayang?
Mungkin karena terlalu cinta?
Mungkin karena hadirmu memberi warna?
Kusadari,
mungkin hanya belas kasih yang kau beri
bukan perasaan-perasaan indahmu.
#so sad
Mengapa aku membiarkan memelihara perasaan-perasaan yang tak berbalas ini?
Mengapa aku membiarkan ?
Mungkin karena terlalu sayang?
Mungkin karena terlalu cinta?
Mungkin karena hadirmu memberi warna?
Kusadari,
mungkin hanya belas kasih yang kau beri
bukan perasaan-perasaan indahmu.
#so sad
Minggu, 15 April 2018
kubiarkan kisah mengalir
Kisah mengalir serupa angin yang menerbitkan kering di Bulan April.
Dan aku menikmati tiupannya serupa mawar merah di gurun tandus hatiku.
Sendiri dalam pelukan rantingnya yang meliuk-liuk.
Akan kemanakah angin mengabarkan tentang pertemuan kita?
pada pelangi yang menurunkan ketujuh bidadari dari surga
lalu memohonkan aku turut serta?
Atau kita akan berumah di atas pasir
yang sebentar saja hanyut saat ombak menyapunya?
kubiarkan kisah mengalir
karena aku hanya bidak kecilNYA
kalaupun kisah hilang tertiup angin
aku tak hendak menangisi
jika aku bisa
mungkin,
aku akan tersenyum dalam getir
karena aku telah merasakan
kisahku
bersamamu...
#puisipertemuan
Dan aku menikmati tiupannya serupa mawar merah di gurun tandus hatiku.
Sendiri dalam pelukan rantingnya yang meliuk-liuk.
Akan kemanakah angin mengabarkan tentang pertemuan kita?
pada pelangi yang menurunkan ketujuh bidadari dari surga
lalu memohonkan aku turut serta?
Atau kita akan berumah di atas pasir
yang sebentar saja hanyut saat ombak menyapunya?
kubiarkan kisah mengalir
karena aku hanya bidak kecilNYA
kalaupun kisah hilang tertiup angin
aku tak hendak menangisi
jika aku bisa
mungkin,
aku akan tersenyum dalam getir
karena aku telah merasakan
kisahku
bersamamu...
#puisipertemuan
Jumat, 13 April 2018
Dialog Hati
Bagaimana mungkin aku melarikan diri dari semua kenyataan, sementara doa tidak pernah putus untuk harinya yang jauh dari pusaran waktuku
Bagaimana mungkin aku biarkan rasa ini di permukaan, sementara bayangnya telah jauh merambat ke ceruk hatiku
Bagaimana mungkin aku tak penuh syukur untuk rasa sayang yang jauh, terlarang tapi menggigit nuraniku...
#mysoul
Bagaimana mungkin aku biarkan rasa ini di permukaan, sementara bayangnya telah jauh merambat ke ceruk hatiku
Bagaimana mungkin aku tak penuh syukur untuk rasa sayang yang jauh, terlarang tapi menggigit nuraniku...
#mysoul
Rabu, 04 April 2018
datang dari masa lampau
dan, lelaki yang mengisi hatiku di masa lampau datang menemani hari-hariku tanpa syarat, mengalir bersama waktu. Walaupun aku tahu, sengaja menghadirkannya adalah semacam kekeliruan. Tapi aku tak bisa membendungnya.
Hatiku terseret jauh ke suatu waktu,suatu tempat, suatu kota kecil, sepi tapi mendamaikan. Padanyalah kenangan mengikat sebelah perasaanku. Sebelahnya lagi aku bawa terus hingga kini, walaupun aku tak pernah tahu pada bagian mana dari setiap aliran darahku ia bersembunyi.
Lelaki dari masa lampau, masih seperti dulu pikiran dan perasaannya, setidaknya untuk kenangan kami. Aku tidak berani mengingkari. Aku mencintai kenangan. Aku mencintai hatinya kini, karena kutahu ia terikat pada seseorang.
Aku dihadapkan pada pilihan antara benar dan salah.
Dan aku memilih yang salah.
Maafkan,aku.
💗
#kepadamu yang jauh di sana.
#semoga baik-baik saja.
#biarkan aku mengenangmu
#biarkan aku menjaga rasa
#entah sampai kapan
#mungkin hingga akhir nanti
Hatiku terseret jauh ke suatu waktu,suatu tempat, suatu kota kecil, sepi tapi mendamaikan. Padanyalah kenangan mengikat sebelah perasaanku. Sebelahnya lagi aku bawa terus hingga kini, walaupun aku tak pernah tahu pada bagian mana dari setiap aliran darahku ia bersembunyi.
Lelaki dari masa lampau, masih seperti dulu pikiran dan perasaannya, setidaknya untuk kenangan kami. Aku tidak berani mengingkari. Aku mencintai kenangan. Aku mencintai hatinya kini, karena kutahu ia terikat pada seseorang.
Aku dihadapkan pada pilihan antara benar dan salah.
Dan aku memilih yang salah.
Maafkan,aku.
💗
#kepadamu yang jauh di sana.
#semoga baik-baik saja.
#biarkan aku mengenangmu
#biarkan aku menjaga rasa
#entah sampai kapan
#mungkin hingga akhir nanti
Selasa, 20 Maret 2018
Ingatanku
Ada saatnya seseorang harus mengakui kenangan sebagai spirit tersendiri. Tak perlu menolaknya ketika semesta menghadirkan riaknya. Nikmati saja, selagi alirannya menyentuh hati karena kenangan juga sepotong perasaan dalam irisan masa lalu.
sepasang rasa tak bernama
terpaut dalam halimun senja
peluknya memenuhi pori-pori
menghangatkan gigil yang disimpan diam-diam
Sejenak saja
lantaran kau lepaskanku tanpa alasan
terasa lara
mendinginkan hatiku
Kini, sengaja kusimpan
- juga diam-diam -
ingatanku kepadamu
karena aku bahagia
#gift to my memories
#hidup dibahagiakan oleh diri sendiri dan sesama
#thanks God
Kepadamu, ingatanku
Pada harum pepohonan udara perbukitansepasang rasa tak bernama
terpaut dalam halimun senja
peluknya memenuhi pori-pori
menghangatkan gigil yang disimpan diam-diam
Sejenak saja
lantaran kau lepaskanku tanpa alasan
terasa lara
mendinginkan hatiku
Kini, sengaja kusimpan
- juga diam-diam -
ingatanku kepadamu
karena aku bahagia
#gift to my memories
#hidup dibahagiakan oleh diri sendiri dan sesama
#thanks God
Jumat, 16 Maret 2018
Malam Menyambut Nyepi
malam yang sepi
melipatkan sunyi yang paling sunyi
hanya semesta Bali yang memberi,
menerimakan waktu sunia
dan aku menikmati untuk sebuah spirit yang baru
Rahajeng Nyepi Isaka 1940
Jumat, 16 Maret 2018
melipatkan sunyi yang paling sunyi
hanya semesta Bali yang memberi,
menerimakan waktu sunia
dan aku menikmati untuk sebuah spirit yang baru
Rahajeng Nyepi Isaka 1940
Jumat, 16 Maret 2018
Rabu, 07 Maret 2018
Perasaan-perasaan
Kisah manusia terlalu laju melintasi kehidupan, tak satu pun mampu menghentikan kekuatannya.
Sore tadi, aku mengunjungi teman satu kelompok doa yang tengah terbaring sakit. Sesungguhnya apa yang ia rasakan, karena wajahnya terlihat tersenyum, bercerita banyak layaknya ia tidak menderita? Padahal ia tengah mengalami masa kemoterapi dan besok akan operasi kecil lagi, katanya.
Memori terulang kembali ketika aku menunggui belahan jiwaku, dari detik ke detik, dari menit ke menit dalam penderitaan yang hanya ia diskusikan sendiri dengan dirinya, hatinya, jiwanya. Aku bisa berempati sebatas permukaan, tapi hingga ke lubuk hati paling dalam, entahlah....
Dalam posisi sebagai pesakitan beberapa minggu lalu terpapar cacar, memang hanya satu kata untuk mengatasinya. Jalani. Sadar diri bahwa semua harus terjadi , menikmatinya dan jmeyakini untuk menjadi sembuh.
Semoga Tuhan memberiku sehat, juga ketiga buah hatiku,amin.
#Proud of Ibu Helena yang kuat, semoga Tuhan memberi kesembuhan seperti sediakala.
#kbg sisilia kunjungi teman
Sore tadi, aku mengunjungi teman satu kelompok doa yang tengah terbaring sakit. Sesungguhnya apa yang ia rasakan, karena wajahnya terlihat tersenyum, bercerita banyak layaknya ia tidak menderita? Padahal ia tengah mengalami masa kemoterapi dan besok akan operasi kecil lagi, katanya.
Memori terulang kembali ketika aku menunggui belahan jiwaku, dari detik ke detik, dari menit ke menit dalam penderitaan yang hanya ia diskusikan sendiri dengan dirinya, hatinya, jiwanya. Aku bisa berempati sebatas permukaan, tapi hingga ke lubuk hati paling dalam, entahlah....
Dalam posisi sebagai pesakitan beberapa minggu lalu terpapar cacar, memang hanya satu kata untuk mengatasinya. Jalani. Sadar diri bahwa semua harus terjadi , menikmatinya dan jmeyakini untuk menjadi sembuh.
Semoga Tuhan memberiku sehat, juga ketiga buah hatiku,amin.
#Proud of Ibu Helena yang kuat, semoga Tuhan memberi kesembuhan seperti sediakala.
#kbg sisilia kunjungi teman
Kamis, 22 Februari 2018
Sakit
berdialog dengan waktu
semcam melukis di air
tak ada apa
selain membiarkan pikiran berayun detik demi detik
juga, membiarkan rasa perih mengairi nadi
hingga tiba pada kesudahannya.
Sembuh luka-luka
Begini rasanya...
#sesudah seminggu terpapar cacar
#piyuhh..nyerinya..
semcam melukis di air
tak ada apa
selain membiarkan pikiran berayun detik demi detik
juga, membiarkan rasa perih mengairi nadi
hingga tiba pada kesudahannya.
Sembuh luka-luka
Begini rasanya...
#sesudah seminggu terpapar cacar
#piyuhh..nyerinya..
Rabu, 31 Januari 2018
Malam bulan bulat bundar
ini malam berbeda
semesta menyajikan pertemuan bulan matahari dan bumi
bloodmoon
purnama raya raya
tapi aku tak dapat melihat
lantaran mendung memayungi kotaku
sedari sore
semesta, engkau memang misteri
misteri sang pencipta
Allah Tri Tunggal
Bapa, Putra dan Roh Kudus
# 31 Januari 2018
semesta menyajikan pertemuan bulan matahari dan bumi
bloodmoon
purnama raya raya
tapi aku tak dapat melihat
lantaran mendung memayungi kotaku
sedari sore
semesta, engkau memang misteri
misteri sang pencipta
Allah Tri Tunggal
Bapa, Putra dan Roh Kudus
# 31 Januari 2018
wangi mawarku
apa kabarmu,malam ini?
di tempatku angin sedang menerbitkan badai,
diterbangkannya segenap cintaku
ke ujung langit
berharap tak salah arah
agar sampai wangi mawar
dan nyala lilin
pengantara doaku
untukmu,
di keabadian.
di tempatku angin sedang menerbitkan badai,
diterbangkannya segenap cintaku
ke ujung langit
berharap tak salah arah
agar sampai wangi mawar
dan nyala lilin
pengantara doaku
untukmu,
di keabadian.
#hen.
#29.01.18
Kamis, 25 Januari 2018
Kangen,Pa
Cintaku berpendar sebatas kerlip petir malam yang riuh menemani hujan sepanjang minggu ini.
Kucari-cari. Kucari-cari. Tapi tak pernak kutemukan.
Aku merindu
Rinduku menggigil,seperti malam-malam berhujan.
Mengapa, tak kau bawa saja rinduku?
supaya aku berhenti menggigil...
supaya pikiranku berhenti mengigau tentangmu
supaya senyumku berhenti pada
sebatas pemujaan semu
pada
cinta yang sudah hanyut
bersama aliran air hujan.
21.47
#rindu sekali pada pa
Kucari-cari. Kucari-cari. Tapi tak pernak kutemukan.
Aku merindu
Rinduku menggigil,seperti malam-malam berhujan.
Mengapa, tak kau bawa saja rinduku?
supaya aku berhenti menggigil...
supaya pikiranku berhenti mengigau tentangmu
supaya senyumku berhenti pada
sebatas pemujaan semu
pada
cinta yang sudah hanyut
bersama aliran air hujan.
21.47
#rindu sekali pada pa
Jumat, 19 Januari 2018
Tak usah mencariku, aku sudah berhenti menunggumu
dialog malamku berkisah...
sudahlah,
lipat saja senyumnya yang terlalu menggoda hati
karena sesungguhnya seringai yang ia berikan
sudahlah,
untuk apa menunggunya di tikungan hatimu
sementara ia sudah membelok
mendekati hati yang lain
baiklah,
pencarian tak akan berujung
dan engkau
saat sadar betapa aku pernah menjadi mata air cintamu
maka saat itu
tak usah mencariku lagi, aku sudah berhenti menunggumu
22.28
#kadang perlu keberanian untuk beranjak pergi
#kisah imajiner
Rabu, 17 Januari 2018
Tapi Jauh
matamu magnit
merampas sepiku
tapi jauh
senyummu magnit
membasuh lukaku
tapi jauh
dan sepasang mata
serupa cermin
saling menatap
tapi jauh
dan sepasang senyum
serupa es krim
lembut tapi dingin
juga jauh
senyum kita dan sepasang mata
punya getar
tapi berbatas jarak
juga waktu
dan jauh
17 Januari 2018
#khayalanku
#jauhdimatadekatdihati
#siapakaden
merampas sepiku
tapi jauh
senyummu magnit
membasuh lukaku
tapi jauh
dan sepasang mata
serupa cermin
saling menatap
tapi jauh
dan sepasang senyum
serupa es krim
lembut tapi dingin
juga jauh
senyum kita dan sepasang mata
punya getar
tapi berbatas jarak
juga waktu
dan jauh
17 Januari 2018
#khayalanku
#jauhdimatadekatdihati
#siapakaden
Minggu, 14 Januari 2018
Selfie kenangan
Pagi di halaman gereja, sesudah misa kedua.
Halaman mulai lengang karena umat sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Aku baru saja juga berniat pulag. Tadi kusempatkan diri mampir ke toko rohani mencari buku refleksi harian.
Ketika kukeluarkan motorku perlahan, ekor mataku melirik sepasang suami istri yang terlihat harmonis, mesra sedang selfie di pelataran gereja. Mereka seumuran kita.
Entah mengapa aku justru memandangi mereka dari balik helm yang sengaja kukenakan. Mereka bahagia sekali. Berpelukan erat di pinggang masing-masing. Bergantian memegang tongsis. Saling berbagi tawa setiap kali selesai selfie dan melihat hasil foto sejenak, lalu selfie lagi.
Akh, kuingat dirimu. Kuingat diri kita dulu pernah seperti itu.
Kuyakin, apa yang mereka kenangkan pagi ini, juga akan menjadi selfie kenangan bagi mereka. Seperti kita dulu....
Kuhidupkan motorku perlahan, seirama rembesan air mata yang menitik pelan
Hidup memang selalu sebuah kenangan.
#cintaku padamu,whc
14 Januari 2018
Halaman mulai lengang karena umat sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Aku baru saja juga berniat pulag. Tadi kusempatkan diri mampir ke toko rohani mencari buku refleksi harian.
Ketika kukeluarkan motorku perlahan, ekor mataku melirik sepasang suami istri yang terlihat harmonis, mesra sedang selfie di pelataran gereja. Mereka seumuran kita.
Entah mengapa aku justru memandangi mereka dari balik helm yang sengaja kukenakan. Mereka bahagia sekali. Berpelukan erat di pinggang masing-masing. Bergantian memegang tongsis. Saling berbagi tawa setiap kali selesai selfie dan melihat hasil foto sejenak, lalu selfie lagi.
Akh, kuingat dirimu. Kuingat diri kita dulu pernah seperti itu.
Kuyakin, apa yang mereka kenangkan pagi ini, juga akan menjadi selfie kenangan bagi mereka. Seperti kita dulu....
Kuhidupkan motorku perlahan, seirama rembesan air mata yang menitik pelan
Hidup memang selalu sebuah kenangan.
#cintaku padamu,whc
14 Januari 2018
Langganan:
Postingan (Atom)